CAPUNG

Capung merupakan serangga yang masuk dalam ordo Odonata. Ordo Odonata memiliki dua sub ordo yaitu Anisoptera dan Zygoptera. Anisoptera merupakan kelompok capung yang biasa kita lihat dilingkungan sekitar, sedangkan Zygoptera umumnya dikenal dengan sebutan capung jarum karena ukurannya sangat kecil dan ramping menyerupai jarum. Anisoptera memiliki ciri-ciri mata menyatu, terbang dengan cepat dan tinggi, sayap selalu terbuka, dan memiliki ukuran relatif besar. Zygoptera memiliki ciri-ciri yang berlawanan dari Anisoptera, yaitu mata berpisah, terbang dengan lambat dan rendah, sayap menutup ketika bertengger, dan ukuran relatif kecil.

Capung memiliki kemampuan pandangan 360 derajat dan sensitif terhadap pergerakan yang ada di sekitarnya. Saat tebang capung memiliki kemampuan untuk terbang ke segala arah dalam kecepatan yang sangat tinggi dan dapat berubah arah seketika (Rahadi et al., 2013). Kemampuan terbang tersebut menginspirasi pembuatan helikopter.

Banyak diantara jenis capung yang bersifat pemilih (habitat specialist), sehingga untuk menemukannya perlu mengenal karakteristik habitat capung. Segala tipe lahan basah dapat menjadi tempat perkembangbiakan yang baik untuk capung. Tempat perkembangbiakan tersebut diantaranya danau dan sungai, beberapa jenis capung lainnya juga memilih pada tipe habitat buatan seperti waduk dan embung atau empang. Oleh karena itu capung dikenal sebagai hewan perairan (Irawan & Rahadi, 2018).

Capung dijadikan penanda atau bioindikator terhadap kualitas air bersih. Bioindikator adalah organisme yang memiliki sensitifitas terhadap perubahan lingkungan sehingga dapat digunakan sebagai tanda terjadinya perubahan lingkungan di suatu wilayah. Nimfa capung hanya dapat hidup di perairan dengan kualitas air yang bersih sehingga keberadaan capung menjadi suatu pertanda bahwa di daerah tersebut kondisi perairannya masih bersih.

Capung tergolong serangga karnivora yang memangsa serangga kecil lain seperti lalat, kutu daun, wereng bahkan kupu- kupu. Sebagai predator capung berperan penting dalam keseimbangan ekosistem yaitu memakan serangga pengganggu tanaman. Predator capung adalah burung, laba-laba, katak, ikan dan sesama capung baik yang sejenis maupun yang berbeda jenis. Sifat predator yang dimiliki capung menjadikan capung bermanfaat bagi lahan pertanian, karena capung bisa memakan hama yang merugikan pertanian. Capung juga membantu mengendalikan berbagai serangga seperti nyamuk berikut jentik-jentiknya, dengan cara memangsanya.

Setidaknya terdapat 26 jenis capung di kawasan Cagar Alam Rawa Danau (CARD). Anggota Sub Ordo Anisoptera berjumlah 14 jenis dan anggota Sub Ordo Zygoptera berjumlah 12 jenis. Contoh dari anggota Anisoptera, yaitu Capung Sambar Perut Pipih (Potamarcha congener), Capung Pancing Jawa (Paragomphus reinwardtii), Capung Sambar Perut Kait (Orthetrum chrysis), Capung Sayap Oranye (Brachythermis contamina), dan Capung Sambar Garis Hitam (Crocothermis servilia). Sedangkan contoh anggota Zygoptera, seperti Capung Hantu Kaki Kuning (Copera marginipes), Capung Jarum Kecil (Agriocnemis pygmae), Capung Jarum Sunda (Nososticta insignis), dan Capung Hitam Biru Metalik (Vestalis luctuosa) (Nur,2019). info lebih lengkapnya dapat kalian temukan di Buku Panduan Lapangan Capung CARD.

Menurut Nur (2019) capung dapat ditemukan di Blok Cikedung dan Blok Sukatani. Capung yang ditemukan pada kedua lokasi tersebut dominasi oleh sub ordo yang berbeda. Capung yang ditemukan di Blok Sukatani didominasi oleh Sub Ordo Anisoptera, sedangkan pada Blok Cikedung didominasi oleh Sub Ordo Zygoptera. Perbedaan tersebut disebabkan oleh perbedaan tipe habitat. Blok Sukatani memiliki areal jelajah yang menanjak kemudian menurun. Areal yang menanjak dijumpai tipe habitat hutan primer dan hutan sekunder dengan tutupan kanopi yang rapat, sedangkan pada saat areal penjelajahan menurun banyak ditemukan semak-semak dan areal persawahan. Blok Sukatani berdekatan dengan kawasan Cagar Alam Gunung Tukung Gede (CAGTG). Berbeda dengan blok Sukatani, Blok Cikedung memiliki hutan dengan tutupan kanopi yang tidak terlalu rapat seperti di Blok Sukatani, lebih banyak lahan terbuka, banyak terdapat sumber air, baik mata air yang dibendung untuk irigasi sawah dan sungai. Blok Cikedung memiliki areal rawa yang luas dan lahan persawahan. Banyaknya jumlah capung yang ditemukan di Blok Cikedung karena banyak ditemukan sumber air. Capung memang erat kaitannya dengan keberadaan air. Capung menghabiskan sebagian hidupnya sebagai nimfa yang sangat bergantung pada habitat perairan diantaranya untuk kawin, mencari makan dan meletakkan telur bagi capung betina (Susanti, 1998: 18).

Ternyata peranan dan kondisi capung di CARD masih belum banyak masyarakat yang tahui dan sadar. Hal ini menjadi salah satu penyebab populasi dan keberagaman capung mulai berkurang yang dikarenakan terjadi perambahan di beberapa lokasi di CARD sehingga berganti fungsi lahan menjadi pemukiman, padahal capung akan selalu membutuhkan perairan dan lingkungan yang bersih agar terus berlangsung kehidupannya. Untuk itu perlu dilakukan konservasi terhadap kelestarian capung.

Kurangnya pengetahuan kita tentang manfaat dan rasa peduli capung menjadi sebab populasi dan keberagaman capung banyak berkurang karena kondisi lingkungan yang semakin lama semakin rusak. Capung memiliki peranan yang harus terus terjaga kelestariannya agar keberlangsungan rantai makanan tarsus terjaga. Peranan capung dalam ekosistem di bumi sangat penting sebagaimana yang telah kita ketahui.

  Apa yang bisa kita lakukan agar kelestarian capung tetap terjaga?

  1. Tidak membuang sampah sembarangan dan tidak mencemari perairan dengan bahan kimia misalnya mencemari dengan deterjen. Hal tersebut, merupakan upaya untuk melestarikan keberadaan capung.
  2. Ikut mendukung IDS, mendukung komunitas pecinta capung Indonesia Dragonfly Society (IDS) yang mengupayakan terciptanya kelangsungan keanekaragaman hayati capung sebagai pusaka alam Indonesia. Mengikuti kegiatan pengamatan capung kemudian mempublikasikan tulisannya. Tujuannya agar pengetahuan masyarakat bertambah tambah.
  3. Memberikan kepedulian terhadap penelitian dan perlindungan capung Pemerintah memberikan perlindungan diantaranya dengan cara memperbarui status konservasi capung kemudian dipublikasikan kepada masyarakat agar masyarakat lebih peduli terhadap kehidupan dan keberadaan capung.

       

Kita tahu bentang alam yang dimiliki oleh Cagar Alam Rawa Danau (CARD) sangat cocok sebagai habitat capung. Untuk itu, kawasan Cagar Alam Rawa Danau (CARD) sangat cocok untuk kalian jadikan tempat mempelajari dan mencintai alam khususnya melalui capung.

 

Ayooo……. segera datang untuk urus Surat Izin Masuk Kawasan Konservasi (SIMAKSI)

 

                MARI KITA BELAJAR MENCINTAI, PEDULI, DAN MELESTARIKAN CAPUNG DI CAGAR ALAM RAWA DANAU AGAR KITA BISA MELINDUNGI DIRI KITA, KELUARGA KITA DAN SELURUH MAHLUK YANG TERCIPTA DI ALAM SEMESTA!!!!

FLORA/ FAUNA YANG LAINNYA

Capung Merah Punggung Metalik

Capung Sayap Merah

Capung Jarum Metalik

Capung Biru Punggung Metalik

Silahkan Berikan Testimoni Anda

Kampung Panenjoan, Desa Luwuk, Kecamatan Gunung Sari kabupaten Serang.