TENTANG KAMI

CAGAR ALAM RAWA DANAU (CARD) KEREN!

Cagar alam merupakan suatu kawasan suaka alam (KSA). Cagar Alam merupakan tempat dengan keadaan alam yang mempunyai kekhasan tumbuhan, satwa, atau ekosistem tertentu yang perlu dilindungi dan membiarkan perkembangannya berlangsung secara alami (Hardati, 2015). Rawa merupakan salah satu bentuk daratan yang biasanya terdapat di dalam suatu pedalaman hutan. Rawa sendiri secara harfiah diartikan sebagai suatu bagian dari daratan yang berbentuk tanah berlumpur yang umumnya terbentuk secara alamiah.

Cagar Alam Rawa Danau (CARD) merupakan situs konservasi rawa air tawar pegunungan, yang menjadi dasar kawah gunung api purba, berada di Provinsi Banten bagian barat dan diapit pegunungan Tukung Gede Barat dan Tukung Gede Timur sebagai daerah pinggiran kawahnya (Whitten et al., 1994). Keunikan CARD dibandingkan dengan rawa yang lain yaitu CARD menjadi hutan rawa pegunungan satu-satunya yang ada di Pulau Jawa. Hampir setiap saat sebagian besar kawasan terendam air dengan kedalaman rawa antara 2 – 10 m. CARD merupakan hulu dari sungai Cidanau yang mempunyai manfaat strategis dan peran penting bagi masyarakat sebagai pendukung penyediaan air baku untuk kawasan industri dan perkotaan di Cilegon dan Serang, serta satu-satunya reservoir di wilayah tersebut (Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Banten,Secara administrasi CARD terletak pada beberapa kecamatan di Kabupaten Serang, yaitu Kecamatan Padarincang, Pabuaran, Gunung Sari, Mancak, dan Cinangka (Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Banten, 2018) CARD ditetapkan sebagai cagar alam seluas 3.542,70 Ha melalui Keputusan Menteri Kehutanan No.SK.3586/Menhut-VII/KUH/2014 tanggal 2 Mei 2014. CARD merupakan salah satu kawasan konservasi yang berada di bawah pengelolaan Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jawa Barat tepatnya Seksi Konservasi Wilayah I Serang.

CARD secara astronomis terletak pada 6°8’ – 6°11’ Lintang Selatan dan 105°56’ – 106°04’ Bujur Timur. Topografi di dalam kawasan CARD umumnya relatif datar dan hanya di bagian utara terdapat bukit kecil, yaitu Gunung Jamungkal seluas ± 8 ha dengan ketinggian 150 m dpl. Menurut klasifikasi Schmidt dan Ferguson, iklim kawasan ini termasuk tipe B dengan nilai Q ± 10,8. Bulan kering terjadi pada bulan Juli – Agustus, sedangkan bulan basah terjadi pada bulan September- Juni dengan temperatur rata-rata 17°C – 25°C (BBKSDA Jabar, 2016).  Jenis tanah pada bagian barat kawasan CARD termasuk regosol dengan bahan induk abu dan tuf vulkan masam. Fisiografi berwarna kelabu, pasir, berlumpur pejal, gembur dan peka erosi. Sedangkan di bagian timur kawasan CARD adalah jenis latosol dengan bahan induk tuf vulkan masam berwarna merah, liat berat, remah, dan gembur (Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Banten, 2018).

Terdapat tiga jalur sebagai aksesibilitas CARD. Aksesibilitas pertama adalah jalur dari Badung. Aksesibilitas kedua dari Kota Serang melalui Kecamatan Padarincang. Aksesibilitas ketiga dari Kota Serang melalui Kecamatan Mancak. untuk lebih jelasnya kalian dapat mengunjungi menu aksesibilitas.

Potensi alam yang ada di kawasan CARD tidak perlu ditanyakan keelokannya. Rawa, danau, perhutanan, perkebunan, ataupun kawasan persawahan semuanya ada di Kawasan Cagar Alam Rawa Danau ini. Potensi yang ada pada Kawasan CARD dapat dibedakan menjadi empat kelompok, yaitu: fauna, flora, hidrologi, dan wisata.

Berbagai penelitian membuktikan bahwa CARD memang kaya akan keanekaragaman flora dan fauna yang hidup di dalamnya. Menurut DLHK (2018) terdapat 64 jenis burung yang hidup di kawasan CARD. Selain itu terdapat empat jenis primata yang menghuni kawasan CARD (Taufikullah, 2020). Terdapat pula 10 jenis amfibi, 19 jenis ikan, dan 27 jenis capung yangdapat ditemukan di CARD (Cahyadi, 2020; Rahmawati, 2019; Yulyawati, 2020). Adapun 30 jenis tumbuhan rawa, 84 jenis tanaman obat, dan 10 jenis bambu yang berhabitat di rawa kawasan CARD (Adawiyah, 2019; Leksono, 2017; Rahmah 2020; Rahmawati, 2020).

CARD sebagai kawasan konservasi yang terjaga kelestariannya membuat tempat ini cocok bagi yang ingin menikmati keindahan alamnya ataupun ingin mengetahui lebih jauh keanekaragaman hayati di dalamnya. CARD juga cocok  menjadi tempat belajar bagi kita agar kita semakin mengenal dan mencintai alam kita  melalui pendidikan konservasi dan peduli lingkungan hidup. CARD merupakan kawasan konservasi, maka bagi kalian yang ingin mengunjunginya memerlukan Surat Izin Masuk Kawasan Konservasi (SIMAKSI).

 

          Kawan-kawan segera urus perizinan dalam bentuk Surat Izin Masuk Kawasan Konservasi (SIMAKSI) yag dapat teman-teman urus di kantor BBKSDA Seksi Kota Serang yang kalian dapat lihat di laman TIPS.

TUNGGU APA LAGI ……….  🙂

KONSERVASI WUJUD NYATA MENCINTAI ALAM

 

Kesadaran lingkungan merupakan cara atau pola hidup berdampingan dengan alam dan lingkungan secara selaras dan alami. Kesadaran lingkungan sangat dibutuhkan masyarakat secara luas agar dapat menentukan tindakan yang diambil agar lingkungan di sekitarnya dapat terjaga. Mengukur kesadaran lingkungan dapat menggunakan tiga dimensi kepedulian sebagai indikator. Pertama kepedulian egoistic (kepentingan pribadi)  yaitu kepedulian menjaga lingkungan berdasarkan dampak dan kepentingan diri sendiri, contohnya kesehatan “saya”, masa depan “saya” dan lain sebagainya. Kedua kepedulian alturistic/humanistic (kepentingan sosial/manusia) yaitu kepedulian melindungi atau menjaga lingkungan dengan alasan kehidupan manusia, contohnya dengan alasan bangsa, negara, keluarga, anak-anak, suatu golongan, ras dan sejenisnya. Ketiga kepedulian biospheric (kepentingan ekosistem) yaitu keinginan menjaga lingkungan dikarenakan alasan untuk menjaga ekosistem yang ada di kehidupan ini (Hidayat, 2016).

Menumbuhkan kesadaran lingkungan pada dasarnya memerlukan pengadaan pendidikan dengan sumber belajar konservasi secara nyata dengan situasi yang ada. Pendidikan konservasi merupakan sebuah proses pembelajaran untuk mengubah mindset dari penggunaan sumber daya alam untuk kepentingan masa kini tanpa memikirkan masa depan generasi yang akan datang menjadi penggunaan sumber daya alam secara bijak demi keberlanjutan fungsi lingkungan hidup dan masa depan generasi berikutnya (Handoyo dan Tijan, 2010). Melalui proses Pendidikan konservasi diharapkan dapat membantu anggota masyarakat untuk memiliki kesadaran dan kepekaan terhadap  lingkungan.

Tujuan pendidikan konservasi adalah untuk mengubah perilaku dan sikap yang dilakukan oleh berbagai pihak atau elemen masyarakat. Secara global ada lima tujuan pendidikan lingkungan yang disepakati usai pertemuan di Tbilisi 1977 oleh dunia internasional,  yaitu: bidang pengetahua (membantu individu, kelompok dan masyarakat untuk     mendapatkan berbagai pengalaman dan mendapat pengetahuan tentang apa yang diperlukan), bidang kesadara (membantu kelompok sosial dan individu untuk mendapatkan kesadaran dan kepekaan terhadap lingkungan), bidang perilaku (membantu individu, kelompok dan masyarakat untuk memperoleh serangkaian nilai perasaan peduli terhadap lingkungan), bidang ketrampilan (membantu individu, kelompok dan masyarakat untuk mendapatkan ketrampilan untuk mengidentifikasi, mengantisipasi, mencegah, dan memecahkan permasalahan lingkungan), serta bidang partisipasi (memberikan kesempatan dan motivasi terhadap individu, kelompok dan masyarakat untuk terlibat secara aktif dalam menciptakan lingkungan yang berkelanjutan) (Setyowati et al., 2014).

Kampung Panenjoan, Desa Luwuk, Kecamatan Gunung Sari kabupaten Serang.